Minggu, 02 September 2007

Rumah Sehat Dimasa Krisis


Di masa krisis ekonomi yang masih terus berlanjut, bagi keluarga pas-pasan tidak ada pilihan lain kecuali berhemat di segala lini. Maka memilih rumah pun harus pandai. Ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih rumah tinggal, yakni lingkungan perumahan yang sehat dan
desain rumah yang sehat.

Harus jeli

Keputusan untuk membeli atau membangun sebuah rumah setidaknya harus mempertimbangkan faktor-faktor lokasi perumahan yang strategis, kemudahan aksesibilitas dan transportasi dari dan ke tempat tujuan rutin, seperti pasar, pusat perbelanjaan, tempat kerja, tempat ibadah, sekolah, atau rumah sakit. Calon pembeli harus memperhatikan secara jeli kondisi lingkungan sekitar perumahan.

Apakah lokasi perumahan dan lingkungan sekitar bebas banjir pada masa kini dan mendatang? Jika lokasi dekat terminal, amati tingkat kebisingan suara, pencemaran udara, dan rawan kejahatan. Lokasi dekat pasar rawan kejahatan, risiko pencemaran udara (bau), dan sampah yang menggunung. Lokasi dekat kawasan industri pabrik berat berisiko pencemaran udara, air, dan suara. Lokasi dekat kawasan jalur tegangan tinggi juga berpotensi terkena pencemaran energi listrik dan magnetik yang merugikan kesehatan dalam jangka panjang.

Konsep kota hunian maupun permukiman berwawasan lingkungan sebaiknya selaras dengan lingkungan asli sekitar. Lingkungan asri, udara segar, ketersediaan air bersih, dan aman. Keasrian suasana lingkungan perumahan dapat dilihat dan dirasakan betul pada saat konsumen melintas dan memasuki kawasan perumahan tersebut. Suasana itu hanya dapat tercipta dengan kerindangan pepohonan besar yang tumbuh optimal, bentuk topografi lahan yang mengikuti topografi alam sekitar, tersedianya taman-taman lingkungan dengan desain menarik.

Tinggal di negeri tropis seperti Indonesia, dengan suhu udara panas dan kelembaban udara yang tinggi sepanjang tahun, mau tidak mau membutuhkan suasana rumah dan lingkungan sekitar rumah yang teduh. Keteduhan tidak hanya dengan berlindung di dalam rumah, tetapi bagaimana menciptakan keteduhan di lingkungan sekitar rumah kita sendiri.

Setelah mempelajari suasana lingkungan, langkah selanjutnya adalah periksa ketersediaan dan kualitas dan kelayakan air minum, air diperoleh dari PAM, pompa tangan, atau pompa mesin. Apakah kesulitan air bersih terutama di musim kemarau. Pelajari bagaimana pengelolaan dan pengangkutan sampahnya, apakah dikelola sendiri atau disediakan tempat penampungan sementara.

Rumah sehat

Rumah harus difungsikan sebagai tempat terapi fisik dan mental seluruh penghuni rumah. Rumah harus sehat sehingga penghuni rumah jadi ikut sehat. Dengan segala keterbatasan anggaran uang dan lahan, berbagai desain rumah hemat yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan mulai ditawarkan, dan itu tidak selalu harus mahal, asalkan tahu kiat-kiatnya.

Keluarga yang hendak membeli rumah akan lebih bijaksana jika memilih rumah tumbuh atau rumah tingkat siap pakai. Sebab, setelah dihitung-hitung, peningkatan rumah standar menjadi rumah tingkat biayanya tetap lebih besar ketimbang membeli rumah tumbuh atau rumah tingkat sejak awal. Perhatikan pula kualitas dan struktur bangunan rumah.

Luas lahan dan anggaran biaya yang terbatas mendorong penghuni rumah untuk mengoptimalkan fungsi rumah. Penggabungan fungsi-fungsi ruang mulai dari carport, teras, dan taman depan menjadi ruang tamu umum sekaligus tempat nongkrong anak-anak. Ruang tamu keluarga dan ruang makan sekaligus ruang bermain anak-anak. Penyatuan ruang makan, dapur, teras, dan taman belakang yang membatasi ruang cuci dan menjemur pakaian.

Rumah sehat akan semakin berfungsi baik dengan didukung taman yang menghadirkan suasana alami yang sejuk dan teduh. Rumah taman akan menyatukan seluruh ruangan dan bangunan rumah dengan lingkungan sekitar. Dominasi warna hijau akan memberikan suasana tenang dan nyaman. Selingan aromatik tanaman dan warna-warni tanaman berbunga dan atau berdaun indah akan menambah keceriaan dan kehangatan rumah.

Kehadiran kolam air yang berisikan ikan dan tanaman air yang berupa kolam yang besar, tempayan atau gerabah, hingga kolam akuarium dilengkapi tanaman air seperti teratai, papirus atau eceng gondok, dan sereh, dapat pula memberikan ketenangan bagi penghuni rumah./Kompas

Bangga Punya Rumah Tipe Kecil




Rumah tipe kecil menunjukkan keterbatasan dana pemiliknya. Boleh jadi, kalimat itu benar adanya. Soalnya lagi, dana, buat kebanyakan pasangan muda, memang pertimbangan paling utama dalam penentuan memiliki kecil besarnya rumah idaman.

Cuma, tidak bijaksana juga kalau "berhenti" pada ukuran. Nyatanya, dengan semangat berkreasi, rumah tipe kecil yang paling banyak cuma punya dua kamar tidur itu, justru membuat hati pemiliknya "besar". Jadi, berbanggalah punya rumah tipe kecil.

Bangga punya rumah tipe kecil karena:

1. Anda berpeluang menumpahkan segala kreativitas memanfaatkan tiap sudut ruang demi hunian nan nyaman bagi Anda dan seluruh keluarga.

2. Rumah tipe kecil tetap memiliki ruang untuk halaman. Maka dari itulah, siapkan taman kecil dengan tanaman yang tingginya paling banter 50 cm. Misalnya, melati (Jaminum sambac). Selain bisa menyaring udara, bunga melati pun semerbak baunya.

3. Demi kesan luas, pertimbangkan hanya kamar tidur dan kamar mandi yang berdinding masif. Ruangan lain sebaiknya cuma dibatasi partisi nonpermanen. Bahkan, bufet dan sofa berwarna cerah bisa dijadikan penyekat.

4. Dinding ruang tamu akan terkesan lebar bila dicat dengan warna lembut cenderung terang seperti kuning atau biru langit. Lalu, pilihan mebel pun diupayakan dekat dengan warna dinding.

5. Rumah tipe kecil juga akan terasa lega jika aliran udara dan jangkauan sinar matahari lebih leluasa. Dalam hal ini, ventilasi maupun kaca memegang peranan penting. Ruang tidur baik utama maupun lainnya akan baik jika memiliki jendela yang berhubungan dengan ruang terbuka di belakang atau depan. Biasakan pula menggunakan tempat tidur tingkat untuk menghemat tempat.

6. Soal pencahayaan, pilihlah warna kuning. Soalnya, warna itu berkesan segar, alami, sekaligus hangat. Sebaliknya, warna putih dari lampu neon malahan bernuansa dingin sekaligus formal.

Griya Idaman




Rumah Mungil yang Tak Lagi Sempit

Tersedianya lahan rumah yang kian minim dewasa ini memang menjadi kendala tersendiri untuk menghadirkan rumah yang nyaman. Salah satu kesulitan yang ditemui adalah keterbatasan ruang sehingga pergerakan anggota keluarga pun terbatas.

Bagi sebagian orang, lahan yang kecil bukan masalah karena justru memudahkan mereka untuk merawatnya- terlebih bila memiliki tingkat kesibukan yang tinggi. Namur bila jumlah anggota keluarga dan kebutuhan ruang kian bertambah, konsep rumah bertingkat bisa dijadikan jalan keluar. Berikut beberapa tip yang bisa dijadikan inspirasi bagi Anda.

1. Pembagian Ruang
Dengan adanya dua lantai, membagi area akan terasa lebih mudah. Di lantai bawah bisa dibuat dua ruang tidur, dengan satu kamar utama dan satu kamar yang lebih kecil, serta satu kamar mandi. Untuk pemisahan area antara ruang tamu dan ruang makan bisa dilakukan dengan menggunakan pemisah ruangan yang mudah dipindahkan. Bila masih tersisa ruang terbuka di bagian belakang, bisa juga digunakan sebagai ruang makan tanpa menghilangkan taman sama sekali. Tentunya dengan tambahan atap atau kanopi untuk menahan tampias air hujan.

Sementara itu di lantai atas bisa digunakan sebagai ruang menonton televisi untuk menjaga privasi, area untuk menjemur pakaian dan dua kamar tidur tambahan. Usahakan untuk tidak membuat terlalu banyak sekat, baik di lantai atas maupun bawah.

Untuk menyiasati area kamar mandi yang sempit, Anda dapat menyingkirkan bak mandi dan mengganti dengan shower yang jauh lebih hemat tempat.

2. Cahaya
Satu hal yang harus diperhatikan dari rumah mungil adalah memberi cahaya masuk lebih banyak untuk memberi kesan lebih luas. Atap yang cukup tinggi, membuat balkon atau bukaan jendela yang cukup besar dapat memberi cahaya yang lebih banyak. Agar lebih maksimal, gunakan pula warna furnitur dan dinding yang terang.

3. Furnitur
Gunakan furniture dengan ukuran sedang untuk menjaga fleksibilitas area. Akan lebih baik bila menggunakan furniture multifungsi, seperti tempat tidur yang memiliki laci penyimpanan di bagian bawahnya. Gunakan pula furniture yang memungkinkan untuk mengisi bagian sudut untuk meminimalkan area yang terbuang.

Saat ini ada beberapa pengembang yang menggunakan konsep rumah bertingkat di atas lahan mungil. Bila tidak, tanyakan secara detil apakah penghuni dapat mengubah bentuk dasar rumah dan pondasi rumah tersebut sanggup untuk dibuat dua tingkat. Akan lebih baik lagi bila masih ada sisa lahan, sekitar 0,5-1 meter, untuk mengembangkan bentuk rumah. (KOMPAS)